Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Seolah Berternak Terorisme, BNPT dan Densus 88 Diminta Kedepankan Strategi Dialog

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 20 Februari 2022, 19:58 WIB
Seolah  Berternak Terorisme, BNPT dan Densus 88 Diminta Kedepankan Strategi Dialog
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas/Net
rmol news logo Upaya penanggulangan terorisme di Indonesia disoroti Wakil Ketua MUI Umum Anwar Abbas. Ia menilai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 terlalu membiarkan pelaku terorisme dan kemudian ditangkap saat waktunya dianggap sudah tepat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut Anwar, BNPT dan Densus seperti sengaja beternak radikalisme, ekstremisme dan terorisme. Pandangan Anwar itu didasarkan pada pola BNPT yang seolah membiarkan orang yang terindikasi teroris dan baru ditangkap di momentum tertentu.

"Jadi Ibarat buah, sampai matang dibiarkan dibiarkan saja, lalu kalau seandainya sudah layak dipetik lalu dipetik sehingga masyarakat pada terkejut sehingga terjadilah kegaduhan,” ucap Anwar kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (20/2).

Dalam upaya pemberantasan tindak pidana terorisme, Ulama Muhammadiyah itu menyarankan BNPT dan Densus 88 bekerja sama dengan ormas-ormas dan elemen-elemen masyarakat. Teknisnya, badan dengara yang bertugas mencegah terorisme itu berdialog tentang paham radikalisme, ekstremisme dan terorisme di lingkungan masyarakat.

Dengan cara demikian, Buya Anwar yakin praktik tidak terpuji seperti terorisme bisa dicegah secara efektif. Dalam pandangan Buya Anwar, menghadapai masalah radikalisme hingga terorisme lebih mengedepanka langkah preventif.

"Di mana kalau ada anggota dari satu kelompok tertentu terindikasi terlibat dalam gerakan terorisme maka yang bersangkutan kita dekati, kita ajak berdialog,” ucapnya.

Sejauh pemahaman Ulama asal Sumatera Barat itu, pendekatan, edukasi dan pembinaan bersama kepada mereka oleh BNPT dan pihak terkait insiden terorisme bisa ditekan secara maksimal.

Jika dicegah secara bersama, Buya Anwar menyatakan bahwa anggaran BNPT dan Densus 88 tidak perlu lagi ditambah. Bahkan bisa ditekan dan tidak lagi membebani APBN.

Anggaran yang tidak dialokasikan untuk menanggulangi terorisme, ditambahkan Anwar bisa diperuntukkan untuk mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat.

"Agar negeri kita bisa menjadi negeri yang maju, adil, religius, berakhlak dan bermoral di mana rakyatnya hidup dengan aman tenteram, damai  dan sejahtera serta bahagia,” tandasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA