Peneliti Senior Marapi Consulting & Advisory, Beni Sukadis mengatakan Indonesia dan AS saat ini memiliki perjanjian Kemitraan Strategis yang ditandatangani pada 2015. Sebelumnya, pada 2010, kedua negara menginisiasi Kemitraan Komprehensif yang meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk militer.
Garuda Shield sendiri, lanjut Beni, merupakan latihan militer gabungan Indonesia dan AS yang telah dilaksanakan sejak 2007 dan tahun ini merupakan yang ke-15.
"Ini menunjukkan kedekatan, dalam hal intensi, substansi, kuantitas, Indonesia dan Amerika dalam tingkat yang cukup tinggi," ujar Beni dalam diskusi virtual
RMOL World View pada Senin (9/8).
Jika melihat makna tersirat dalam Garuda Shield XV yang digelar dari 1 hingga 14 Agustus ini, Beni menyebut terhadap empat poin yang berlandaskan teori.
"Pertama, dalam tingkat strategis, ada upaya dari kedua negara untuk meningkatkan kepercayaan atau
trust building, baik itu dalam bentuk dialog strategis antara panglima, kunjungan, maupun latihan," jelas Beni.
Ia menyebut, sejak sekitar 2013/2014 hingga saat ini, Indonesia dan AS telah melaksanakan 150 hingga 200 kegiatan kerjasama bilateral. Dengan frekuensi ini, kedekatan kedua negara sangat intens.
Kedua, lanjutnya, Garuda Shield merupakan upaya untuk menyasar
confidence building measure, bahwa Indonesia memiliki kredibilitas untuk bekerjasama dengan negara-negara lain.
Selain itu, latihan tempur ini juga menjadi ajang berbagi informasi antara TNI AD dan US Army.
"Keempat, yang penting, adalah menunjukkan
deterrence atau daya tangkal, membentuk opini publik.
Deterrence ini ditunjukkan pada negara asing," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: