Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Selain Pendidikan, Pudarnya Semangat Gotong Royong Salah Satu Faktor Terjadinya Aksi Teror

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Senin, 05 April 2021, 22:39 WIB
Selain Pendidikan, Pudarnya Semangat Gotong Royong Salah Satu Faktor Terjadinya Aksi Teror
Tokoh Konghucu, Uung Sendana L. Linggaraja/Repro
rmol news logo Pendidikan, dan spirit gotong royong masih harus menjadi perhatian serius semua pihak dalam rangka mengcounter gerakan yang berujung pada aksi terorisme.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu disampaikan perwakilan dari agama Konghucu, Uung Sendana L. Linggaraja dalam acara sarasehan kebangsaan ke-42 Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM) bertajuk "Aksi Teror Mengapa Terulang Lagi?" pada Senin (5/3).

"Masalah pendidikan. Pendidikan di sekolah ini harus kaji ulang, agar lebih mementingkan akhlak moral agar siswa-siswa kita menjadi yang berakhlak mulia," kata Uung.

Pendidikan, lanjut dia, tidak hanya di sekolah namun juga berkaitan dengan pendidikan di internal keluarga.

Sebab, keluarga adalah tiang dari negara dalam lingkungan paling terkecil.

"Jadi kita harus kembali memperhatikan pendidikan keluarga. Jangan hanya menyerahkan kepada orang luar (keluarga) termasuk pendidikan agama," tuturnya.

"Dengan demikian, proses radikalisasi, politisasi agama, itu tidak akan terjadi lagi karena kita sebagai orang tua bisa memberikan pengawasan, pengetahuan yang berimbang," imbuh Uung.

Terakhir, tokoh Konghucu ini juga menyesalkan dewasa ini telah terjadi proses memudarnya sikap sosial atau gotong-royong antar desa warga negara.

Menurutnya, sikap saling peduli dan bergotong-royong seharusnya tidak boleh terkikis.

"Jadi sekarang kita mulai menjadi individualis, kita lebih mementingkan kepentingan diri kita sendiri, kita kadang cuek dengan tetangga-tetangga kita, kita enggak tau ada orang yang baru seperti apa, kita enggak peduli dengan mereka," pungkasnya.

Turut hadir para pemuka lintas agama dalam acara sarasehan DN-PIM antara lain Pdt Patar Napitupulu dari agama Protestan, Yohanes Handojo dari agama Katolik.

Kemudian, Philips K Widjaya dari agama Budha, KRHT Astono Chandra dari agama Hindu, dan KH Amidhan Shaberah dari Islam dan Prof Din Syamsuddin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA