Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

FKPT: Generasi Milenial Yang Terpapar Radikal Terorisme Sudah Meluas Di Banten

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Jumat, 02 April 2021, 05:25 WIB
FKPT: Generasi Milenial Yang Terpapar Radikal Terorisme Sudah Meluas Di Banten
Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Banten, Amas Tajuddin/RMOLBanten
rmol news logo Dua peristiwa besar ditandai dengan aksi peledakan bom bunuh diri pasangan suami istri berinisial L dan YFS di depan gereja Katedral Makassar, pada Minggu lalu (28/3) disusul teror seorang perempuan di Mabes Polri, Jakarta terus menuai sorotan hingga ke berbagai daerah di Indonesia.

Ketua Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Banten, Amas Tajuddin menilai, serangan teroris di Mabes Polri yang menyeret identitias perempuan bukti nyata bahwa kelompok radikal terosisme bukan rekayasa. Kini, mereka telah menyasar semua kelompok termasuk usia muda atau milenial.

"Pelaku serangan teroris itu telah teridentifikasi perempuan kelahiran tahun 1995. Masuk generasi milenial telah terpapar radikal terorisme, diduga jaringan jihadis nusantara yang berafiliasi kepasa kelompok pejuang khilafah," kata pria yang akrab siapa Amas diberitakan Kantor Berita RMOLBanten, Kamis (1/4).

Bahkan Amas menegaskan, kelompok yang memiliki paham serta gerakan radikal mengarah kepada tindakan terorisme kini telah tumbuh dan meluas hampir di seluruh daerah di Banten.

"Para pengasong khilafah berafiliasi ke ISIS berasal dari organisasi terlarang maupun individual, sudah tersebar meluas dan sangat memprihantikan, termasuk generasi milenial terpapar intoleran radikal terorisime meluas di Banten," katanya.

Apalagi, jelas Amas, di era digitalisasi kelompok ini terus melakukan propaganda dengan berbagai dalih serta menyusup ke berbagai kelompok dan organisasi masyarakat (Ormas).

"Itu terbuka melalui situs-situs mereka merekrut simparisan penuang khilafah yang berujung pada radikal terosisme," tegasnya.

Sebab itu, Amas medorong aparat penegak hukum tidak ragu melakukan tindakan tegas bukan hanya ke sipil, melainkan seluruh jaringan teror berafiliasi dengan ISIS di institusi pemerintahan.

"Kepada siapa pun yang sudah terindikasi terpapar seringkali ditemukan juga di kelompok ASN, pegawai pemerintah, BUMN dan Kementerian," tegas Amas.

Di sisi lain, Amas menekankan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh kelompok radikal terorisme yang kerap kali terlihat menebar ujaran kebencian kepada pemerintah serta tokoh-tokoh ormas yang moderat berdasarkan idiologi Pancasila.

"Orang tua agar senantiasa mengawasi putra-putrinya dalam bermedia sosial dan online agar tidak terpapar paham teroris," lanjutnya.

Terakhir, Amas mengingatkan pimpinan partai politik serta aktivis partai politik agar tidak menyebarkan provokasi intolernasi paham khilafah dan anti-Pancasila,

"Jangan sampai mereka memanipulasi narasi dalil agama untuk tujuan meraih kekuasaan politik dan partai," tandas Amas. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.