Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kapen Kogabwilhan III Pastikan Korban Kontak Tembak Di Sugapa Adalah KSB Papua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Minggu, 07 Maret 2021, 22:52 WIB
Kapen Kogabwilhan III Pastikan Korban Kontak Tembak Di Sugapa Adalah KSB Papua
Korban kontak tembak, Sabtu (6/3) di Kampung Pesiga, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya adalah KSB (Kelompok Separatis Bersenjata)/Ist
rmol news logo Korban kontak tembak, Sabtu (6/3) di Kampung Pesiga, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya adalah KSB (Kelompok Separatis Bersenjata).  
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dari aksinya dalam kontak tembak dan barang bukti yang didapat, kata Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa dipastikan bahwa korban adalah KSB.

“Wajah, ciri dan atribut korban (gelang dan cincin) sama dengan foto-foto yang ada di telepon genggamnya dan itu menjadi bukti kuat bahwa yang bersangkutan adalah KSB,” tegas Kolonel Suriastawa dalam keterangannya, Minggu (7/3).

Terkait klaim pihak tertentu di media sosial yang menyebutkan korban adalah warga sipil, Suriastawa mengatakan bahwa itu memang cara untuk membentuk opini dan menyudutkan aparat TNI/Polri dan Pemerintah Indonesia terkait aksi KSB Papua.

Lebih lanjut, kata dia, walaupun di internal KSB Papua terdapat banyak faksi dan saling berebut kepentingan. Namun secara garis besar kelompok yang menamakan dirinya OPM ini terdiri dari 3 (tiga) sayap gerakan, yaitu sayap politik, klandestin dan bersenjata.

Tiga sayap gerakan ini memanfaatkan medsos untuk saling berkomunikasi, merencanakan aksi dan menyebarkan berita bohong untuk membentuk opini buruk tentang Pemerintah Indonesia terkait masalah Papua.

“Jadi yang dihadapi bukan hanya kelompok separatis bersenjata yang ada di gunung-gunung saja, tetapi juga politik (dalam dan luar negeri) dan kelompok klandestin yang bisa berprofesi apapun,” ujarnya.

“Grup mereka di medsos sering memberitakan bahwa mereka berhasil menembak mati puluhan TNI/Polri dengan menyebut waktu dan tempat tertentu agar seolah-olah benar terjadi, padahal berita tersebut bohong,” imbuhnya

Padahal untuk mengetahui kebenaran jatuhnya korban dari TNI/Polri sangatlah mudah, karena TNI/Polri adalah alat negara resmi yang tertib administrasinya.

“Satu saja personel gugur, pasti akan diikuti dengan proses administrasi yang jelas, dari mulai evakuasi korban, pemakaman sampai dengan pemenuhan hak-hak korban dan ahli warisnya,” ungkapnya.

Untuk sayap gerakan bersenjata, lanjut Suriastawa, mereka bergerilya dalam kelompok-kelompok kecil dan tidak semuanya membawa senjata saat melancarkan aksinya.

“Jangan dibayangkan seperti foto mereka di medsos yang bergerombol puluhan/ratusan orang dan semuanya bersenjata. Dalam aksi gerilyanya, dari 5-7 orang hanya 1 atau 2 yang bersenjata dan bila terjadi kontak, orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata. Kemudian diposting di medsos mereka bahwa korban adalah warga sipil karena tidak bersenjata,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA