Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Asep Warlan Yusuf, berpendapat komandan satuan kepolisian yang seharusnya masuk kampus dan melakukan dialog dengan pengurus kampus bukannya membiarkan anak buahnya yang di lapangan mengambil tindakan sendiri.
"Jadinya main hajar, main tembak gas air mata yang diarahkan ke kampus," jelas Asep, Sabtu (10/9), seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar.
"Saya orang kampus dan tahu persis cara pengamanan kampus," imbuh tersebut.
Asep yakin pihak kepolisian sudah tahu bila dalam aksi demonstrasi sering kali dimasuki oleh para penyusup dan provokator yang pada saat itu sangat mungkin berada di wilayah kampus UNISBA.
Oleh karena itu ia menyayangkan aparat kepolisian cepat terpancing dan melakukan penyerangan pada petugas keamanan kampus.
“Para penyusup bisa saja teriak-teriak dan mengeluarkan bahasa yang sangat vulgar sehingga dapat memancing emosi petugas kepolisian. Disitu terjadi penembakan gas air mata dan penganiayaan tersebut," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: