“Kalau saya lihat deradikalisasi itu jangan sekadar dianggap seremonial. Artinya hanya ada kegiatan-kegiatan resmi, kemudian ada foto-foto, tapi tidak ada follow up,†kata Haris usai diskusi di Ibis Hotel Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3).
Menurutnya, deradikalisasi yang efektif ialah dengan secara terus menerus melakukan pembinaan sehingga tidak sebatas hanya memberikan bantuan ekonomi langsung terhadap mereka yang telah terpapar radikalisme. Bantuan ekonomi, diakui Haris merupakan salah satu faktor yang membuat seorang berubah drastis pemikirannya.
“Tapi juga dipelihara dan dibina secara baik sikap radikal yang ditinggalkan itu menjadi moderat. Itu harus ada kontrol yang bagus, itu yang menurut saya masih kurang sekarang,†ujar dia.
Sikap radikal yang ditinggalkan itu menjadi moderat. Itu harus ada kontrol yang bagus, itu yang menurut saya masih kurang sekarang," sambungnya.
Kendati begitu, Haris tak sependapat bahwa program deradikalisasi yang telah dilakukan selama ini dianggap gagal. Hanya perlu adanya peningkatan.
"Ya kalau program deradikalisasi menurut saya perlu ada peningkatan, karena masih banyak yang belum tersentuh secara baik dari program-program deradikalisasi. Bukan artinya gagal, bukan. Tapi memang harus ada peningkatan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: