Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan
pihaknya sudah meminta persetujuan dari DPR Komisi I terkait hibah drone ini.
Permohonan itu disampaikan Trenggono saat menghadiri rapat kerja di DPR mewakili Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"Pemerintah AS sejak tahun 2014 sampai 2015 menawarkan program hibah (FMF) kepada TNI. Atas dasar itu, maka pada tahun 2017 TNI AL mengambil program FMF Hibah tersebut berupa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan upgrade helikopter Bell 412," kata Trenggono, Kamis (27/2).
Drone ScanEagle sendiri, kata Trenggono, memiliki nilai 28,3 juta dolar. Peralatan ini memang dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan kemampuan Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (ISR) maritim guna memperkuat pertahanan negara.
"ScanEagle akan digunakan untuk melaksanakan patroli maritim, integrasi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian)," terang Trenggono
Menurut Trenggono, untuk kawasan Asia Tenggara dan wilayah Pasifik, drone asal Amerika ini baru digunakan oleh Angkatan Laut Singapura dan Angkatan Laut Australia. Bahkan drone milik Australia sudah pernah uji perang saat di Irak beberapa tahun lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: