Dugaan sementara, paparan radioaktif itu berasal dari zat Cs 137, seperti diungkapkan Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan.
"Sementara informasi masih terbatas, tapi dugaannya adalah Cs 137," katanya kepada wartawan, Sabtu (15/2).
Cs 137 adalah salah satu unsur radioaktif. Cs adalah lambang dari sesium, atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai cesium. Belum diketahui bagaimana Cs 137 bisa lepas ke kawasan permukiman penduduk itu.
Perumahan ini diketahui mengandung radiasi melebihi ambang batas normal berkat pemantauan pada 30-31 Januari 2020 lalu. Bapeten menemukan serpihan sumber radiasi itu pada 7 dan 8 Februari kemarin. Bapeten langsung memasang garis pembatas (safety perimeter) agar warga tidak mendekat ke lokasi.
"Ditemukan kenaikan nilai paparan radiasi di lingkungan area tanah kosong di samping lapangan voli Blok J," kata Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan, dalam keterangan pers, Jumat (14/2) malam tadi.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menyebut paparan radioaktif di area permukiman di Perumahan Batan Indah masih pada tingkat aman. Meski begitu, Bapeten meminta warga tak mendekati area terpapar yang sudah dipasang pembatas.
Namun ternyata, dalam pemantauan selanjutnya, ditemukan kenaikan nilai paparan radiasi di lingkungan Perumahan Batan Indah.
"Secara umum paparan radiasi berlebihan, itu secara umum itu, kan sifatnya yang karsinogenik, artinya menyebabkan
cancer. Kemudian yang paling populer dia menyebabkan infertilitas atau kemandulan kepada orang, kalau untuk yang laki-laki kemudian perubahan kromosom," kata Indra.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.