Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Wamenhan Trenggono Apresiasi Upaya PINDAD Dalam Modernisasi Alutsista Bersama Industri Pertahanan Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 08 Februari 2020, 10:13 WIB
Wamenhan Trenggono Apresiasi Upaya PINDAD Dalam Modernisasi Alutsista Bersama Industri Pertahanan Ukraina
Penandatanganan Kerja Sama Indonesia - Ukraina/Kemenhan
rmol news logo Wakil Menteri Pertahanan RI Sakti Wahyu Trenggono mengapresiasi upaya PT PINDAD dalam memperkuat produksi dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), serta melakukan kerja sama dengan industri pertahanan Ukraina.

Dengan kerja sama ini, diharapkan artileri pertahanan udara Indonesia dapat lebih maju.

"Saya mengapresiasi langkah yang dilakukan Pindad dengan pelaku usaha dari industri pertahanan di Ukraina ini. Realisasi dari kerja sama ini diharapkan Arhanud kita dapat dilengkapi dengan Fire Control Radar dan Surveillance Radar berkemampuan jarak deteksi hingga 150 km," ujar Trenggorno usai menyaksikan penandatanganan kerja sama Indonesia - Ukraina yang dilakukan oleh Direktur Utama Pindad dengan Director of Department of SPETS, di Kiev, Jumat (7/2).

Trenggono menjelaskan, pengawakan senjata artileri normalnya membutuhkan personil hingga 8 prajurit. Dengan modernisasi tersebut, maka cukup hanya dibutuhkan 1 orang operator saja.

"Karena sistem sudah komputerisasi sangat otomatis melalui sistem yang disebut Air Defence System," kata Trenggono, dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu pagi (8/2).

Direktur Utama Pindad Abraham Mose menjelaskan, kerjasama dengan SPETS dalam bidang perbaikan sistem senjata pertahanan udara AAG bernama S-60 kaliber 57 mm.
 
"Sistem senjata buatan Uni Soviet tahun 1950-an ini masih banyak digunakan oleh berbagai negara, termasuk salah satunya adalah Indonesia," jelas Abraham Mose.
 
Ada sekitar 236 unit S-60 yang terdiri dari 188 manual unit dan 48 retrofit yang digunakan oleh TNI satuan Arhanud.

Abraham Mose berharap, kerja sama ini dapat mengembangkan kemampuan PT Pindad sebagai produsen untuk melakukan perbaikan dan modernisasi sistem senjata, agar AZP S-60 dapat terus digunakan secara maksimal untuk proteksi wilayah udara Indonesia oleh Arhanud.

"Selain bidang Air Defense, Pindad juga melanjutkan dan melakukan review dari rencana kerja sama terkait BTR-4 yang sebelumnya telah pernah diinisiasi oleh Pindad tahun 2014 melalui perjanjian joint-production di Indonesia," ujar Abraham Mose.
    
Rencana akan ada Joint Production BTR 4  terkait penyediaan Tank Amfibi buat Marinir/ TNI AL.

"Pindad memperoleh benefit terkait Pembuatan Ranpur Amfibi," tambah Abraham.

SFTE Spetstechnoexport (State Foreign Trade Enterprise) adalah perusahaan yang berada di bawah kendali negara. Perusahaan ini bertugas melakukan penjualan ekspor produk dan jasa militer serta dual use ke luar negeri.

SFTE merupakan bagian intergral dari Ukroboronprom, yaitu payung gabugan industri militer di Ukraina (the full Ukrainian defence-industrial complex), dan kedua terbesar dalam trade turnover.

Sebagai organisasi di bawah Ukroboronprom, yang menjadi payung bagi industri militer Ukraina untuk export ke luar negeri, SPETS memiliki akses ke berbagai industri militer dan produk militer di Ukraina, seperti RPG, kendaraan tempur, serta services, seperti perbaikan pertahanan udara, salah satunya adalah Anti-Aircraft Gun (AAG) S-60. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA