Pengamat intelijen dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro menyebutkan, pernyataan Busyro Muqqodas terkait dugaan bahwa terorisme diaktori negara dinilai menyesatkan.
“Pernyataan bahwa terorisme diaktori oleh negara adalah menyesatkan. Pendapat tersebut secara tidak sadar memberikan legitimasi terhadap aksi-aksi terorisme dan mengaburkan opini publik bahwa terorisme merupakan kejahatan yang nyata,†demikian Ngasiman Djoyonegoro kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (16/11).
Simon -karib disapa- menjelaskan bahwa teroris bergerak dalam sel yang kecil. Mereka, kata Simon, tersebar dan melakukan aksi secara tidak terduga.
"Teroris dalam komando yang tidak terstruktur, tersebar dan melakukan aksi secara tak terduga, kapan saja dan dimana saja. Hampir semua serangan teroris polanya demikian," tandas Simon.
Melihat serangan bom terakhir di Poltabes Medan Simon, Simon memastikan, tidak mungkin negara menyerang dirinya sendiri. Sementara di sisi yang lain, Polri telah berhasil menangkap dan melumpuhkan sel-sel terorisme.
Lebih lanjut Simon menjelaskan, pola terorisme yang terjadi di Indonesia mengikuti perkembangan teror global. Kalau dulu gerakan terorisme berafiliasi dengan al-Qaeda, sekarang berafiliasi dengan ISIS.
“Pernyataan bahwa teroris merupakan strategi politik negara sangat berbahaya, karena berpotensi memberi angin segar menyemangati sel-sel teroris yang lain atau setidaknya simpatisan ISIS bertepuk tangan dengan kejadian bom serta tidak menganggap bahwa meledakkan bom bukan kejahatan,†pungkas Simon.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: