Polisi mengaku tidak akan berhenti menangkap jaringan teroris. Sebagian kalangan berspekulasi ancaman teror bisa terus terjadi hingga pelantikan presiden dan wapres terpilih Jokowi-Makruf Amin 20 Oktober mendatang.
Pengamat intelijen Diyauddin mengatakan, jelang momentum sakral kenegaraan seperti pelantikan Jokowi, ancaman teror perlu diwaspadai. Aparat intelijen negara harus mampu mengidentifikasi sel jaringan teroris di Indonesia.
"Tugas intel memberikan
early warning sebelum terjadi hal yang buruk. Jejaring intel mestinya bisa mengendus baik sel-sel teror atau lone wolf yang bergerak menjelang pelantikan, kemungkinan resiko sekecil apapun harus bisa dicegah sebelum terjadi," Diyauddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/10).
Lebih lanjut, Diyauddin menganalisis sasaran kelompok teroris bukan hanya pelantikan Jokowi, tetapi aksi mereka dilakukan untuk menimbulkan berbagai macam ketakutan di masyarakat.
"Negara dianggap
thogut, kemungkinan adanya aksi teror di momentum sakral kenegaraan bisa saja terjadi. Meski sasarannya adalah pelantikan, tidak menutup kemungkinan terjadi aksi-aksi teror di tempat lain untuk menimbulkan suasana panik," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: