Begitu pandangan Ketua Presidium Indonesia Cinta Kamtibmas (ICK) Gardi Gazarin kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (12/10).
"Semestinya itu tidak terjadi bila saja petugas atau aparat yang melakukan pengamanan sigap dan cermat melihat maupun membaca situasi. Ketika ada orang tak dikenal mendekat mestinya petugas pengawalan sigap tanggap mencegah orang yang hendak mendekat Wiranto," ujar Gardi.
Jika dilihat dari video detik-detik Wiranto ditkam oleh Syahrial Alamsyah alias Abu Rara yang beredar di media sosial, sangat terlihat tidak adanya penjagaan yang ketat. Kedua pelaku yang merupakan pasutri itu bisa cukup dekat menyelinap dari sisi kiri Wiranto. Sedangkan Fitri Andriana istri Abu Rara berada tidak jauh di depan Wiranto.
"Harusnya pengawal sigap mencegah saat pelaku mendekati Wiranto. Disinilah letak pengabaian protap itu," ujar Gardi.
Andai saja, sambung dia, pengawal tak mengabaikan adanya orang tak dikenal mendekati mantan Panglima ABRI itu yang menjadi fokus pengamanan. Aparat pengawalan seharusnya bisa mencegah pelaku sebelum mendekati Wiranto dengan menanyakan dulu identitas dan keperluannya apa untuk mendekati atau bertemu Wiranto.
"Kalau ini dilakukan pengawal sebagai pengamanan tentu aksi brutal pelaku dapat dicegah," tegas dia.
Terlebih dari sumber BIN menyebutkan sejak tiga bulan lalu Wiranto dideteksi mendapat ancaman pembunuhan. "Pengawalan tidak boleh lalai, apalagi sampai mengabaikan protap pengamanan," tekan dia.
Peristiwa ini lanjut Gardi merupakan yang pertama kali terjadi di wilayah Indonesia dimana pejabat negara selevel menteri mudah diserang dan ditusuk.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: