Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dengan Berkantor Di Papua, Panglima TNI Bantah Tudingan Lakukan Upaya Militeristik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Jumat, 06 September 2019, 11:58 WIB
Dengan Berkantor Di Papua, Panglima TNI Bantah Tudingan Lakukan Upaya Militeristik
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (tengah)/Net
rmol news logo Pulihnya kondisi keamanan di Papua dan Papua Barat membuktikan bahwa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sukses melakukan konsolidasi kemanan baik dalam konteks sinergi antaran TNI dan Polri ataupun kekuatan civil society yang ada di Papua dan Jakarta.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Keputusan Panglima TNI bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk berkantor di Papua tentunya diambil dengan perhitungan matang dan terukur, bahkan Panglima memberi kesan kehadiran militer di Papua bukan semata-mata melakukan upaya militeristik seperti yang dituduhkan berberapa pihak.

"Panglima sukses melakukan pendekatan dialogis, dia dan Kapolri membuka ruang dialog dengan masyarakat Papua dan itu dibuktikan dengan mengundang para tokoh masyarakat Papua dimulai dihari pertama mereka berkantor di sana," ujar analis kebijakan publik dari Universitas Bung Karno, Cecep Handoko, Jumat (6/9).

Cecep berpandangan sudah sepantasnya publik mengapresiasi langkah Panglima TNI, dirinya tidak sependapat dengan beberapa pihak yang menganggap Panglima lemah dalam penangan kerusuhan Papua.

"Saya berpendapat kepemimpinan Panglima saat ini memang berbeda terkesan kalem tapi pasti, menilai kinerja Panglima harus dilihat secara menyeluruh bukan hanya sebatas soal Papua hari ini saja," jelasnya.

Peristiwa Papua hari ini menujukan adanya kelemahan intelejen melakukan deteksi dini seperti BIN misalnya mereka punya ruang kewanangan bagaimana.

"Baca saja UU Intelejen di situ nanti masyarakat mengerti kewenangan dan batasan lembaga dan aparatur intelejen. Publik akan mengerti lembaga yang mana yang kewenangannya lebih luas. Saya menduga pihak-pihak yang sinis terhadap kinerja Panglima punya misi politis," tegasnya.

Namun, lebih dari itu Cecep mengatakan, yang diperlukan Indonesia hari ini adalah konsolidasi sosial dan politik, hal itu akan terwujud jika semua pihak bisa saling memahami dan bersinergi.

"Tantangan kita hari ini adalah soal persatuan dan kesatuan itu akan rusak oleh intrik politik, semunya meski peka jangan sampai ada konflik di dalam konflik. Kasian bangsa ini," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA