Ketua Panti Shalom Papua, Hanna, mengatakan dirinya merasa sangat sedih atas kondisi Papua saat ini. Masyarakat Papua yang semula terkenal dengan keramahtamahannya mendadak anarkis karena kecewa dengan pemerintah. Hanna berharap kerusuhan yang sedang terjadi saat ini tidak berlanjut.
Panti Asuhan Shalom berada di Kampung Arso 8, Distrik Arso Kabupaten Keerom, Jayapura.
“Kalau dari aku ya, stop rasisme, sebetulnya masyarakat Papua, mereka baik-baik tidak rasisme terhadap pendatang, tapi mereka itu sangat sensitif. Kalau ada api susah untuk dipadamkan,†ungkap Hanna kepada
Kantor Berita Politik RMOL melalui sambungan telefon, Kamis (29/8).
Sebagai orang yang merawat dan menjaga orang asli Papua, Hanna mengerti betul dengan karakteristik orang Papua asli dari pendalaman.
Cara paling efektif untuk meredam amarah msyarakat Papua adalah dengan cara melakukan komunikasi secara baik dan jangan sekali-kali membuat mereka kecewa.
“Lebih baik dialog, presiden datang sendiri. Para politikus yang kemarin menarik perhatian rakyat Papua datang, bicara baik-baik dengan mereka. Jangan hanya wawancara-wawancara soal Papua di televisi, mereka harus datang bertemu rakyat Papua,†jelasnya.
Dia menyarankan, agar pemerintah lebih peka dengan permasalahan yang ada di Papua agar masyarakat tersentuh sehingga tidak ada lagi demonstrasi.
Menurutnya, kedatangan Kapolri dan Panglima TNI kemarin belum bisa mendinginkan suasana, lantaran mereka kadung kecewa terhadap pemerintah yang terlambat menangani masalah ini.
“Pemerintah harusnya lebih peka, Kapolri dan Panglima kemarin di sini, mereka dialog dengan tokoh Papua, tapi itu dinilai terlambat ibaratnya kemaren ke mana aja kenapa baru sekarang,†ucapnya.
“Pokoknya jangan anggap sepele masalah ini, pemerintah harus cepat bertindak,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: