Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, kelompok EY memodifikasi bomnya ini lantaran memprediksi pada saat adanya aksi besar 22 Mei nanti, sinyal HP akan dijammer atau dihilangkan.
"HP tidak bisa dioperasionalkan secara maksimal sebagai switching bom, oke dia memodifikasi switching bom dengan menggunakan rutes seperti ini, menggunakan wifi," kata Dedi di Mabes polri, Jakarta, Jumat (10/5).
Dengan menggunakan Wifi, Dedi menejelaskan, dari keterangan para tersangka yang berhasil diamankan, pada saat adanya aksi besar 22 Mei, tas berisi bom diletakan dikerumukan dengan dikendalikan dari jarak bisa sampai satu kilometer.
"Kalau wifi tentunya sampai saat ini belum ada jammer yang bisa menghalangi wifi. Degan dia nanti menaruh beberapa ransel-ransel, dia tinggal meledaknya dari jarak 1 kilo misalnya, dengan menggunakan hpnya dia. Ini kemampuan yang sudah dimiliki EY," pungkas Dedi.
Sejauh ini, terkait jaringan JAD Bekasi, tim Densus 88 anti teror Mabes Polri telah berhasil menangkap dua orang terduga teroris yakni EY dan YM alias Kautsar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: