"Kalau biasanya dari hasil patroli siber itu 10-15 akun yang sebarkan konten-konten provokasi, sampai jam 9 pagi ini ada peningkatan sekitar hampir 40 persen," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/4).
Akun tersebut, sambung Dedi, rata-rata mengunggah video maupun foto yang diberikan narasi untuk mengajak masyarakat berbuat keonaran. Untuk akun-akun yang telah dilacak itu, Polri telah melakukan langkah yang diperlukan dengan melakukan koordinasi ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kominfo untuk meminta agar segera di-take down.
"Apabila akun-akun tersebut sudah berhasil diidentifikasi, penegakan hukum adalah langkah terakhir dalam rangka untuk memitigasi terhadap akun-akun yang terus menyebarkan konten provokasi," ujarnya.
Dedi menjelaskan, konten ataupun narasi yang dianggap provokator itu rata-rata mengajak masyarakat agar bereaksi terhadap hasil dari hitung cepat alias Quick Count.
"Memang kita melihat trennya setelah ada hasil QC. Itu langsung trennya meningkat sampai pagi ini banyak sekali video yang viral baik di Youtube, IG, FB maupun di sebar di WAG. Itu sedang kita monitor," jelas mantan Wakapolda Kalimantan Tengah ini.
Polri meminta masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam menyikapi hasil penghitungan cepat Pemilu 2019 ini, dan tidak langsung percaya dengan konten yang tersebar melalui media sosial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Masyarakat yang dapat share konten-konten itu tolong segera infokan ke aparat terdekat atau sudah ada aplikasi Kominfo untuk cek konten-konten hoax," pungkas Dedi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: