Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hindari Prasangka Buruk, Keterbukaan Alutsista Menjadi Penting

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/a-karyanto-karsono-1'>A KARYANTO KARSONO</a>
LAPORAN: A KARYANTO KARSONO
  • Minggu, 24 Maret 2019, 22:16 WIB
Hindari Prasangka Buruk, Keterbukaan Alutsista Menjadi Penting
F-15SG/Net
rmol news logo . Isu militer adalah isu sensitif. Soal alutsista salah satunya. Memang selalu ada “rahasia dapur” yang perlu disembunyikan.

Saking sensistifnya isu militer, semua yang berkaitan dengan aspek ini, utamanya soal informasi, dijalani dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Namun kini semua itu hampir sulit disembunyikan, hanya soal waktu saja menguaknya.

Belakangan, negeri jiran Singapura jadi sorotan banyak pemerhati dunia kemiliteran. Terkait upaya menutup-nutupi jumlah alutsista yang dibeli. Padahal di jaman modern ini, soal jumlah alutsista sesungguhnya sudah tidak terlalu relevan lagi terkait dengan efek gentar (deterrent). Beda dengan dekade sebelum 1990-an.

Kini yang dijaga ketat rahasianya,  bukan soal jumlah alutsista. Tapi lebih pada “the man behind the gun” dan taktik operasional alat tersebut. Haram diketahui pihak luar (bahkan juga publik negeri sendiri). Misalnya, soal alutsista udara. Siapa pilot yang jago olah manuver tempur udara (dogfight maneuver) dan di skadron mana? Atau juga siapa operator hebat penembak tepat (sniper) di sebuah kesatuan tempur.

Sebut saja ketika Singapura membeli tank tempur utama, main battle tank (MBT) Leopard 2. Setelah pembelian 96 unit Leopard 2A4 yang di-upgrade menjadi Leopard 2SG tahun 2006, pembelian lanjutannya ditutupi.

Informasi pembelian lanjutan itu “bocor” dari dokumen resmi pemerintah Jerman. Berdasarkan hitung-hitungan terakhir, terjadi penambahan beberapa kali, hingga tahun 2017. MBT Leopard 2 Singapura ditengarai bertengger di angka sekitar 170-an unit.

Hal serupa terjadi pada pembelian jet tempur ultra modern multi peran F-15SG Advanced Strike Eagle. Sejumlah 24 unit F-15SG dipesan untuk AU Singapura mulai tahun 2005. Tanpa pengumuman resmi.

Kabar “bocor”nya  penambahan ini diperoleh dari laporan tahunan keuangan Boeing (produsen F-15). Dalam laporan itu tercantum ada ekspor delapan unit tambahan F-15 yang hanya ditulis “advanced F-15”, dengan nomor serial sipil. Masih belum cukup, laporan keuangan Boeing berikutnya juga mencantumkan ada delapan unit lagi yang dieskpor.

Kedua penjualan tersebut ditulis dijual pada “undisclosed existing customer”. Sempat diduga Israel-lah yang membelinya. Namun laporan tahunan Boeing berikutnya mengikis dugaan itu.

Laporan itu mencantumkan jenis mesin yang dipasangkan pada F-15 tersebut adalah General Electric F110-GE-129, sama dengan mesin yang dipakai F-15SG Singapura. Kalangan pengamat militer tahu, F-15I Israel memakai mesin F100-PW-229, bukan F110-GE-129. Sehingga, paling tidak hingga saat ini, diduga kuat AU Singapura setidaknya sudah memiliki 40 unit F-15SG!

Terkini, pengumuman pembelian jet tempur siluman F-35 Lightning II pun setali tiga uang. Ng Eng Hen, Menteri Pertahanan Singapura, memang menyebutkan ada  delapan unit F-35 berteknologi siluman (“stealth”) yang dibeli untuk AU Singapura. Tapi tidak dijelaskan varian apa yang akan dibeli.

Sebagai catatan, ada tiga varian F-35 Lighting II. F-35A merupakan varian konvensional, F-35B yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal (STOVL/short take off and vertical landing) dan F-35C khusus untuk kapal induk “supercarrier” AL Amerika.

Lazimnya bertetangga, keterbukaan adalah salah satu wujud nyata sebagai sebuah niat baik. Kendati tentu tetap ada “rahasia dapur” yang memang selayaknya disimpan. Hal itu juga berlaku bagi hubungan antar negara, apalagi bertetangga. Guna menghindari prasangka buruk. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA