Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mantan Wakasad: Tidak Benar Brimob Pernah Menyerang Markas Kopassus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sukardjito-1'>SUKARDJITO</a>
LAPORAN: SUKARDJITO
  • Rabu, 19 Desember 2018, 23:40 WIB
rmol news logo Beberapa hari belakangan ini beredar berita di media sosial tentang Resimen Pelopor (cikal bakal Brimob) melakukan penyerbuan ke markas Resimen Para Komando Angkatan Darat (cikal bakal Kopassus) di Cijantung. Dikabarkan, penyerbuan dipicu terbunuhnya seorang prajurit Resimen Pelopor.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kabar penyerangan tersebut bersumber dari buku berjudul "Resimen Pelopor, Pasukan Elit yang Terlupakan" yang ditulis Anton Agus Setiyawan dan Andi M. Darlis untuk mengungkap bentrokan yang terjadi pada pertengahan 1968 itu.

Berita menyebar sesaat setelah terjadi pembakaran Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur oleh sekelompok massa Selasa (11/12) pekan lalu.

Berita tersebut dibantah keras oleh bekas Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad), Letjend TNI (Purn) Suryo Prabowo.

"Itu berita bohong, sama sekali tidak benar, sampai mencatut nama Jenderal LB Moerdani, seorang sesepuh RPKAD segala," tegas Suryo Prabowo, Rabu (19/12).

Suryo menjelaskan dalam buku tersebut banyak sekali kejanggalan, keanehan dan kemustahilan. Semisal, sambung Suryo, ada dua perkelahian paling dahsyat yang dialami RPKAD, dengan KKO AL tahun 1964 dan Brimob Pelopor tahun 1968. Dituliskan bahwa kejadian tersebut terjadi pada pertengahan 1968 tanpa bulan dan tanggal.  

"Bagaimana mungkin suatu kejadian luar biasa tidak diketahui lengkap waktunya? Tahun 1968, tidak ada lagi RPKAD karena sejak 12 Desember 1966 sudah diganti dengan nama Pusat Pasukan Khusus AD (Puspassus AD) lalu RPKAD mana yang diserang? Sejak Tahun 1950-an, Cijantung sudah menjadi salah satu basis terbesar TNI AD di Jakarta. Ada RPKAD (Puspassus AD), Brigif 1, Brigif Linud 17, Yonkav 1, Yonkav 7, Kikavtai 1, dan berbagai satuan tingkat detasemen TNI AD lainnya. Bagaimana 3 kompi berjalan melalui satuan-satuan tersebut dengan lancar tanpa ada hambatan?" tambah Suryo Prabowo.

Penulis buku tersebut sendiri sudah mengakuinya kesalahan tapi belum meminta maaf pada publik terutama pada TNI khususnya Kopassus.

"Inikan jelas seperti usaha adu domba dan memanas-manasi ketegangan antara TNI dan Polri. Padahal, TNI dan Polri saat ini sedang dalam kondisi solid terutama menghadapi kelompok OPM di Papua," demikian Suryo Prabowo. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA