Kepala suku di Papua, Lenis Kogoya mengatakan, sebelumnya juga pernah terjadi tapi tidak separah kejadian hari Minggu (2/12) itu.
"Awal mulai 2014 sampai ke sini, saya pelajari masalah Papua itu selama mendampingi Pak Jokowi, ada beberapa kejadian itu tidak lebih parah sebelumnya, yang lebih parah sekarang ini," kata Lenis dalam program
Apa Kabar Indonesia Malam yang disiarkan
TV One, Selasa (4/12).
Menurutnya ini musibah. Dari kronologi kejadian yang diketahuinya, pada Sabtu (1/12) itu masyarakat memang biasanya menggelar upacara doa bersama baik di gereja ataupun di hutan. Saat prosesi itu kemungkinan para pekerja datang dan memotret.
"Dikira itu mata-mata. Kelompok masyarakat kita di luar hati-hati jangan sampai ada musuh, apalagi kasih naik bendera, ada musuh tak kenal datang, dihajar. Makanya saya katakan ini musibah," tutur Lenis yang juga Staf Khusus Presiden Bidang Kelompok Kerja Papua.
Lenis kembali menegaskan, kejadian ini murni musibah dan tidak ada kaitan dengan proyek pembangunan Trans Papua yang tengah berjalan.
Ia ingat pertama kali Jokowi datang ke Nduga. Pesawat yang ditumpangi Jokowi dari Jakarta mendarat di Timika.
Sekedar informasi, tambah Lenis, Nduga di mana lokasi pembantaian para pekerja proyek PT Istaka Karya, berjarak 2-3 hari dengan berjalan kaki dari ibukota Timika.
"Wamena ke lokasi kejadian ini dekat. Jokowi naik ke situ (Nduga) pakai motor. Orang bilang tanda merah, tapi pakai motor saja bisa sampai ke sana," cetus Lenis.
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: