"Saat ini, ujaran kebencian dan hoax, memakai agama sebagai alat pemecah belah bangsa. Ini yang tidak kita inginkan. Mari kita jaga Jawa Timur agar tidak terprovokasi,†kata Luki seperti dilansir
Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (4/11).
Diketahui, bertempat di rumah dinasnya di Jalan Bengawan Nomor 30, Surabaya, Kapolda Jawa Timur mengundang dua Ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Contoh konkret upaya Polda Jawa Timur, mengantisipasi isu-isu agama adalah pencegahan demo massa Bela Tauhid pada Jumat (2/11) lalu. Rencana aksi ini sudah dua kali batal digelar, yaitu pada 26 Oktober dan 2 November.
Sukses Polda Jawa Timur mencegah gejolak yang dipicu aksi pembakaran bendera di Garut, Jawa Barat ini, tak lepas dari upaya Luki mengumpulkan 78 pimpinan Ormas Islam dan elemen massa yang ingin menggelar aksi Bela Tauhid di Jawa Timur.
"Saling memahami adalah kunci untuk kebaikan yang lebih besar. Pemahaman inilah yang kemudian membuat rencana aksi di Surabaya urung digelar,†demikian Luki.
[jto]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: