Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rektor dan Guru Besar PT Mau Turun Ke Jalan Suarakan Lawan Radikalisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 25 Oktober 2017, 19:24 WIB
rmol news logo Sejumlah rektor dan guru besar dari berbagai Universitas di Tanah Air akan menggelar aksi melawan radikalisme pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2017 nanti.

Dalam siaran persnya, Jurubicara , Forum Akademika Perguruan Tinggi Prof Dr H Zainal Abidin menyampaikan, sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang bertujuan menemukan dam menegakkan kebebaran serta memberi manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa, negara dan kemanusiaan, maka atas nama Perguruan Tinggi se Indonesia mendeklarasikan perlawanan terhadap radikalisme yang dianggap tumbuh subur di Indonesia.

”Faham radikalisme di Indonesia dilihat dari adanya kecenderungan dan berkembangnya ajaran-ajaran atau faham yang bersifat radikal dan mengjarjan kekerasan dengan mengatas namakan suku, agama, ras dan antar golongan,” ujar Prof Dr H Zainal Abidin yang merupakan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah ini.

Atas dasar itu, lanjut dia, perguruan tinggi se Indonesia bersikap dalam mencegah, melawan radikalisme dan mengambil peran nyata dalam membela Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sementara itu, Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta Dr Maruarar Siahaan mengatakan, sebelumnya sejumlah rector dan para guru besar dan akademisi telah mendeklarasikan aksi ini. Menurut mantan Hakim Konstitusi ini, deklarasi kebangsaan ini dinyatakan di Bali, 26 September 2017 atas nama Pimpinan Perguruan Tinggi Se-Indonesia.

Dari deklarasi kebangsaan ini, kata Maruarar, terdapat 8 rekomendasi program pokok Forum Akademika Perguruan Tinggi.

”Diantaranya adalah Menjadikan Empat Konsensus Kebangsaan sebagai dasar pendirian Ormas (organisasi masyarakat) dan mendukung upaya pemerintah agar nenindak Ormas yang melanggar salah satu dari empat Konsensus Kebangsaan tersebut,” ujar Maruarar Siahaan.

Sementara itu, Guru Besar/ yang juga Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof. H. M. Sirozi, mengatakan, rencana aksi ini merupakan kelanjutan dari Aksi Kebangsaan Melawan Radikalisme yang dihadiri lebih dari 3.000 Pimpinan Perguruan Tinggi Se-Indonesia di Nusa Dua Bali tanggal 25-26 September 2016 lalu.

Dia mengatakan, dalam rapat Pleno-nya, Forum Akademika Perguruan Tinggi telah menyepakati secara bulat dan utuh materi Deklarasi Kebangsaan dan mensosialisasikannya di setiap wilayah dalam bentuk Kuliah Akbar Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme yang akan dilakukan secara serentak Se-Indonesia pada tanggal 28 Oktober 2017.

Menurut dia, acara dalam bentuk kuliah akbar dan orasi kebangsaan, serta pembacaan Deklarasi Perguruan Tinggi melawan radikalisme, rencananya akan di lakukan di 350 kabupaten/kota pada 34 provinsi dengan melibatkan 4,5 juta peserta.

”Terdiri dari pimpinan perguruan tinggi dan civitas akademika, baik mahasiswa, dosen, serta staf di perguruan tinggi, dengan mengundang atau melibatkan banyak pihak lain , pemerintah maupun tokoh yang se-ide dan setuju menjaga Indonesia dari isu SARA, kebencian, fitnah dan adu domba, berkomitmen menjaga Kebhinekaan, Pancasila dan NKRI,” tutur Prof. H. M. Sirozi.

Maka, kata dia, terkait persiapan menuju Kuliah Akbar tersebut, sebelumnya sudah digelar Konferensi Pers Panitia Pengarah Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme yang dilaksanakan pada 5 Oktober 2017 di Hotel Alia Cikini, Menteng,Jakarta Pusat.

Pada konperensi per situ, hadir sebagai nara sumber antara lain; Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah Prof Dr H Zainal Abidin, Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta Dr Maruarar Siahaan, Rektor Universitas Raden Fatah Negeri di Palembang Drs. H.M. Sirozi. Ph.D, turut hadir Indahwan Suci Ning Ati dari perwakilan Perguruan Tinggi Jawa Timur, Sayuti Enggok dari Perguruan Tinggi Kalimantan Selatan, Hamdan dari Perguruan Tinggi Palu, Sulawesi Tengah, Setyo Nugroho dari Perguruan Tinggi Bandung, Jawa Barat, Sion Jarinas dari Universitas Kristen Palangkaraya.

”Masing-masing perwakilan dari perguruan tinggi tersebut siap melaksanakan aksi kebangsaan itu serentak di daerah masing-masing. Kita berharap di Hari Sumpah Pemuda ini dapat menjadi spirit bagi kalangan pemuda dan mahasiswa di Perguruan Tinggi untuk merevitalisasi kembali nilai-nilai dan semangat Sumpah Pemuda,” ujarnya.

Prof Sirozi menyampaikan, tujuan strategis dari acara ini yaitu, Pertama, mempertegas sikap perguruan tinggi se-Indonesia bersama Civitas akademlka di masing masing kampus untuk melawan radikalisme dan intoleransi, serta menjadi benteng bagi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal lka dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedua, mensosialisasikan secara lebih luas di kalangan civitas akademika khususnya, dan pada masyarakat secara umum, mengenai isi Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme, untuk secara bersama diaktualisasikan secara nyata dan kongkrit dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan sasial kemasyarakatan dengan berlandaskan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi.

”Kita akan terus mengadakan acara seperti ini jika melihat semangat luar biasa dan seperti yang kita lihat disetiap programnya, ada program-program untuk pembinaan kita,” ujar Prof Sirozi.

Dia menjelaskan, sebenarnya dulu sebelum adanya reformasi, ada mata kuliah Pancasila yang begitu diperhatikan, namun setelah reformasi agak hilang.

”Dan itu yang banyak anak-anak kita kurang begitu memahami tentang Idelogi dan filosofi negara,” kata dia.

Sedangkan peguruan tinggi, lanjut dia, merupakan wadah yang sangat strategis untuk masa depan bangsa Indonesia.

”Karena para mahasiswa inilah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini ke depan,” ujarnya.

Dia mengharapkan, dengan kegiatan yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ini dapat menjadi spirit bagi kalangan pemuda mahasiswa di perguruan tinggi untuk merevitalisasi kembali nilai - nilai dan semangat Sumpah Pemuda agar dapat kembali diaktuaiisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

”Sebagai modal bersama mewujudkan Indonesia yang aman, adil, makmur dan sejahtera,” pungkasnya. [sam]

ARTIKEL LAINNYA