"Meledaknya meriam buatan China ini tentu tidak diharapkan kita semua," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (17/5).
Pihaknya berharap Mabes TNI dapat segera menangani para prajurit yang terluka. Tak hanya itu, Abdul Kharis juga mendesak TNI untuk mengevaluasi tingkat safety peralatan tempur yang mereka gunakan.
"Mengingat pemeliharaan dan perawatan (harwat) terhadap alutsista selama ini memang agak terabaikan," imbuhnya.
Lebih lanjut Abdul Kharis juga mendesak TNI untuk menjelaskan dan mengusut tuntas penyebab meledaknya miriam buatan negeri Tiongkok yang dijuluki Giant Bow itu.
"(Utamanya) faktor penyebabnya, apakah karena faktor harwat atau kondisi meriam saat dibeli memang sebenarnya tidak layak," tandasnya.
"Apalagi wilayah Natuna memang menjadi prioritas dan strategis dalam perpektif pertahanan negara, tentu alutsista dan peralatan tempur yang disiagakan harus dalam kondisi prima dan siaga tempur saat krisis terus meningkat di Laut China Selatan," demikian Abdul Kharis.
[san]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.