Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ada Pengaruh Kelompok Internasional Dalam Rusuh Tanjung Balai

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Sabtu, 06 Agustus 2016, 07:22 WIB
rmol news logo Umat Islam di Indonesia harus berupaya keras menjaga keutuhan Indonesia agar tidak terpecah belah isu gesekan antar agama.

Itulah penegasan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menanggapi kerusuhan bernuansa SARA (suku, agama, ras, antar golongan) di Tanjung Balai, Sumatera Utara, pekan lalu.

"Sikap toleransi beragama dalam kehidupan bangsa dan negara sangat diperlukan karena itu adalah sebuah keniscayaan yang membentuk Indonesia menjadi satu negara yang utuh yang harus tetap dipelihara," ucap Sekretaris Jenderal ICMI, Muhammad Ja'far Hafsah, dalam keterangan resmi.

Menurut Ja'far, kerusuhan rasial yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara, disengaja pihak tertentu agar terjadi gesekan antar agama di Indonesia.

"Banyak pihak yang tak senang dengan terjadinya kerukunan antar umat beragama di Indonesia," tuding Jafar Hafsah.

Selain itu, ada pengaruh kelompok-kelompok tertentu di dunia internasional dengan perkembangan komunikasi yang begitu pesatnya sekarang ini. Namun, dia tak menyebut lebih rinci kelompok mana yang dimaksud.

Sekjen ICMI ini mengharapkan agar setiap orang Indonesia benar-benar memantapkan toleransi beragama.

"Yang mayoritas harus mengerti bahwa ada minoritas yang harus dilindungi, tetapi minoritas itu juga harus sungguh-sungguh memahami dasar suatu agama dan menghormatinya," tegas Jafar.

Ia juga meminta kepada pihak kopolisian untuk sungguh-sungguh dalam memahami akar permasalahan dan bersifat adil saat melakukan proses penyelesaian atau mendamaikan.

"Pelanggar melakukan tindakan pidana berupa merusak dan lain-lain itu memang berlaku hukum umum. Tetapi semua itu dilakukan dengan sebijaksana mungkin, jangan sampai memicu perselisihan baru," katanya.

Ia juga mengharapkan kepada media untuk proporsional dan adil dalam memberikan pemberitaan.

"Jangan justru tambah memicu. Guna media itu menenangkan, untuk meredam bukan saja perselisihan tapi meredam kejelekan menjadi menjinakkan yang liar," katanya.

Begitu juga dengan para pengguna media sosial (medsos), ICMI meminta agar kalangan pengguna medsos bijaksana, berpikir dalam terlebih dahulu sebelum menulis atau mengungkapkan ide.

"Jangan terpengaruh dan jangan terpancing dan harus mencerna informasi secara proposional juga," pungkas Sekjen ICMI. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA